Kamis, 01 September 2011

PERTAMBANGAN NIKEL PT. INTERNASIONAL NICKEL INDONESIA (INCO) SOROAKO

BAB I
PERTAMBANGAN NIKEL PT. INTERNASIONAL NICKEL INDONESIA (INCO) SOROAKO, SULAWESI SELATAN
A.    Tataan Geologi
Pegunungan verbeek merupakan batuan ultrabasa (ultra mafik) sebagai kompleks ophiolit. Umur batuan ini belum dapat dipastikan, tapi diperkirakan sekitar mezosoikum awal atau paleozoikum akhir,dan merupakan batuan tertua di daerah mandala Sulawesi Timur.
Proses pelapukan dimulai pada batuan peridotit, yang banyak mengandung olivin, magnesium, silikat, silikat, besi silikat dan nikel. Batuan ini mudah mengalami pelapukan lateritik yang dapat memisahkan nikel dari silikat dan asosiasinya. Air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara luar dan tumbuh-tumbuhan akan melarutkan olivin, sehingga terurai menjadi larutan suspensi koloid. Di dalam larutan , besi akan bersenyawa dengan Oksida dan mengendap sebagai Ferrihidroksida. Endapan ini akan menghilangkan air dengan membentuk mineral goethit, hematit dan kobalt dalam jumlah kecil, sedangkan magnesium, nikel dan silika tertinggal dalam larutan. Karena bereaksi dengan tanah dan batuan, maka larutan ini dinetralisir dan cenderung mengendap sebagai hidrosilikat atau magnesium hidrat silikat yang berwarna hijau, yang disebut mineral garnerit.
Adanyan erosi air tanah asam dan erosi permukaan di bumi akan mengendapkan zat-zat tesebut di tempat yang lebih dalam pada daerah penyanggaan, (termasuk nikel) sehingga mencapai kadar nikel yang ekonomis. Bijih nikel bijih nikel di daerah Soroako termasuk kedalam jenis laterit dan silikat (garnerit). Berdasarkan perbandingan perbandingan pelapukan dan pelindian (leaching) batuan ultra peridotit.
Pada umumnya endapan laterit lebih banyak terakumulasi pada bagian bawah bukit dengan relief landai, sedangkan relief terjal endapannya tipis. Disamping itu ada kecenderungan akumulasi mineral saprolit berkadar tinggi terletak pada zone retakan, rekahan, dan sesar.

 BAB II
PEMBAHASAN
A.    Eksplorasi

Ekplorasi bijih nikel dilakukan dengan menggunakan alat bor (mobile driil) dengan spiral bit dan pembutan sumur uji. Sumur uji digunakan sebagai bahan perbandingan dengan data lubang bor, dan untuk menentukan recovery dari jenis material.
Pemboran dibagi dalam 2 tahapan, yaitu pemboran eksplorasi dan pemboran pengembangan (development). Pemboran eksplorasi dilakukan dengan jarak lubang bor antara 200 m x 200 m – 400 m x 400 m, sedangkan pemboran pengembangannya dilakukan sebelum pemboran tambang dengan jarak 25 m x 25 m, 50 m x 50 m, dan 100 m x 100 m.
Dari bubuk hasil pemboran (cutting) dan sumur uji dilakukan pengambilan contoh bijih untuk setiap kedalaman 1 m. contoh diambil dari limonit berkadar sampai kedasar lubang. Contoh dipreparasi dan dianalisis unutk mendapatkan data mutu bijih. Klasifikasi cadangan bijih nikel dibagi dalam 3 kelas yaitu terukur, terkira dan terduga. Dan setiap tempat kerja harus mempunyai cadangan tidak kurang dari 1 minggu penambangan 70.000 WMT r.o.m (Wet Metrik tons).
Dari hasil cadangan dihitung dengan menggunakan metoda LES (laterit evaluation Sistem). Pemakain cara ini tergantung pada jenis dan kondisi cadangan yang mempertimbangkan dilution, baik top dilution karena adanya lapisan penutup, maupun bottom dilution karena adanya batuan dasar.
Data cadangan ini dikompilasi dengan menggunakan komputer atau dengan perangkat lunak mineral resourse inventory (MRI) yang dapat memberikan informasi mengenai cadangan bijh nikel.
B.     Sistem Penambangan
  1. penambangan secara umum
Kegiatan penambagan bijih nikel PT. INCO dikonsentrasikan di daerah Soroako. Penambangan dilakukan secara tambang terbuka yang terdiri dari dua blok yaitu blok barat dan blok timur yang mempunyai sifat dan mutu berbeda. Operasi penambangan mengunkan alat-alat berat seperti buldoser, shouvel hidroulic, dan truk jungkit dari berbagai tipe dan ukuran.
Produk dari masing-masing blok diangkut ke screening station yang terpisah dan kemudian ditumpuk ditempat penimbunan yang terpisah pula.
  1. Perencanaan Tambang 
    1. Perencanaan jangka Panjang
Perencanaan ini menitikberatkan pada bukit-bukit yang akan ditambang atau kombinasinya. Hill Plan disusun berdasarkan data eksplorasi (LES), peralatan yang akan dipakai, tenaga kerja dan biaya yang akan diperlukan.
    1. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek disusun berdasarkan perencanaan tahunan jangka panjang. Perencanaan ini mengambi jangka 2 tahun jangka panjang untuk diolah lebih lanjut berdasarkan pada ketentuan yang ada agar dapat dijadikan pedoman pelaksanaan operasional di lapangan.
Setelah perncanaan dibuat maka untuk peaksanaannya perlu pedoman operasional dengan cara memetakan dan memberi patok-patok survey dan geolog lapangan .
  1. Pembabatan (Land clearing)
Sebelum pembabatan diakukan terlebih dahulu dibuat jalan, baik jlan kapital maupun jalan ke tempat penambangan. Pembabatan biasanya dilakukan dengan menggunakan buldoser untuk mendorong pohon atau tumbuhan.
  1. Pembukaan Tambang
Kegiatan yang termasuk pembukaan tambang di perusahaan ini berupa jalan masuk (Mine Access Road). Pembuatan jalan tambang ( Mine/Stripping Road) tidak dimasukkan sebagai pembukaan tambang, tapi dimasukkan kedalam operasi rutin penambangan.
  1. Pengupasan Lapisan Penutup (Stripping)
Lapisan penutup terdiri dari dua jenis, yaitu lapisan penutup dan medium grade limonite yang digali dan ditumpuk secara terpisah.
Pengupasan lapisan penutup dibagi-bagi menurut ketinggian tiap 10 m jenjang penambangan.
Pengupasan lapisan ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat berat seperti shouvel, buldoser, truck jungkit dan kadan-kadang back hoe.
Truk jungkit digunakan untuk pembuangan lapisan penutup dan medium grade limonite.
Selama pengupasan lapisan penutup, aktifitas pengontrolan mutu terus dilaksanakan untuk mendapatkan batas-batas lapisan dengan cara mengambil contoh dan menganalisis secara tepat (± 1 jam). Sebelum mendapatkan data mutu dari laboratorium, daerah ini tidak boleh diganggu dan memberi bendera putih sebagai peringatan.
  1. Penyaringan Bijih  
Untuk melayani bijih dari tambang disediakan 4 buah stasiun penyaringan yang selalu dimodifikasi satu terhap yang lainnya untuk medapatkan efisiensi dan produktifitas yang tinggi.
Komponen stasiun penyaringan terdiri dari static grizzly, vibrating grizzly, dan stock pile, dan ban jalan.
Bijih hasil penyaringan ini (SSP=Sreening Station Product) diangkut ke stock pileterakhir yang terletak dekat pabrik pengolahan.
C.    Sistem Pengolahan
Pabrik ini didukung oleh beberapa fsilitas utama yaitu :
-          2 buah tanur putar pengeringan
-          2 buah gudang material hasil pengeringan
-          4 buah tanur reduksi
-          3 buah tungku listrik (electric arc furnace)
-          2 buah tanur pemurnian jenis Pierce Smith Converter yang aktif dan 1 buah jenis Top Blown Rotary Converter (TBRC) yang sudah tidak aktif
  1. Proses Metalurgi
Saat ini INCO mengoperasikan 2 buah rotary dryer, 4 buah kiln, 3 buah electric arc furnace dan 2 buah converter yang bekerja secara bergantian untuk memproduksi nikel dalam bentuk matte.
Selain itu beberapa peralatan pendukung perlengkapan utama trsebut antara lain multiclone, thickeneer, pug mill, dan electrostatic precipitator yang kesemuanya dipakai unutk menangani debu dari proses, peralatan pendukung lainnya yang dipakai untuk membantu bagian pengepakan produk dryer dan timbangan serta peralatan untuk pengangkutan terak (slag).
-          Karakteristik Bijih Nikel
Bijih nikel yang akan diolah trdiri dari dua macam yang ditambang dari 2 lokasi yang berbeda dikenal dengan sebutan bijih blok timur dan bijih blok barat. Dari tambang bijih tersebut disaring dengan menggunakan saringan grizzly untuk memisahkan material + 15 Cm. material – 15 Cm biasa disebut screen station product, merupakan material yang dikirim ke unit pengering (dryer) sedangkan material + 15 Cm ditimbum disuatu lokasi untuk keperluan lain, misalnya untuk pengerasan jalan. Hal ini dilakukan karena kandungan Ni dari material tersebut kecil sekali.
-          Transportasi Bijih
Bagian transportasi merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam operasi peleburan nikel mate. Hal ini disebabkan operasi pimindahan material sebagai umpan peleburan memerlukan alat transpor dari dan ke pabrik peleburan (site plant). Bagian ini juga membantu menyiapkan sarana jalan dari pabrik peleburan menuju tempat penimbunan terak (slag dumping area) termasuk penyiraman dengan air untuk mengurangi polusi debu.
-          Pengeringan, penyimpanan  dan pemecahan bijih laterit
Bijih yang dihasilkan dari tambang merupakan bijih basah (Wet Laterit Ore), diangkut engan menggunakan truck ke bagian preparasi awal (uprading station), yang terletak di tengah-tengah area penambangan.
Pada setiap preparasi awal material dengan ukuran > 15 Cm (>6”) dipisahkan dari material ukuran <15 Cm dengan menggunakan vibrating grizzly (ayakan getar)material ukuran > 15 Cm dibuang karena kandungan Ni sangat rendah.
Material ini dicampur dengan material halus dari pug mill dengan kandungan air lembab (moistur content) 30%. Campuran material keudian dikeringkan sehingga kandungan air lebabnya menjadi 20%. Proses pengeringan dilakukan di dalam 2 buah rotary drum dryer yang masing-masing digerakkan dengan dua buah motor listrik. Pengering ini dilengkapi dengan burner (dengan bahan bakar minyak residu). Combustion chumber yang dilapisi dengan castable (refractory). Selain itu pengering juga dilengkapi dengan lifter pada bagian yang berputar agar material selalu kontak dengan udara panas. Pada ujung pengering terdapat tromel screen. Bijih yang ukurannya < ¾ “ masuk ke gudang penyimpanan bijih kering (dry ore storage).
Bijih laterit yang dimasukkan dalam pengering tidak oleh terlalu basah atau terlalu kering, karena :
-          Apabila bijih laterit terlalu basah  materil akan mudah meluncur ke luar apron feeder dan menimbulkan problem selama handling dan sreening.
-          Apabila bijih laterit terlalu kering, material cenderung lengket di hopper waktu masuk ke apron feeder
Jadal waktu operasi dari pengering adalah sebagai berikut : pengering beroperasi 7 hari seminggu dan dalam seharinya 24 jam untuk mengringkan bijih laterit setiap minggu selama, selama 3-4 jam pengeringan bijih dihentikan, diganti dengan pengeringan high silika flux untuk kebutuhan di converter.
Dalam operasi pengeringan selalu menghasilkan debu, debu ini trbawa keluar dari pengering bersama-sama udara panas.
Multycone digunakan untuk menangkap sebagian besar debu yang terbawa oleh udara panas tadi. Sedangkan gas buang serta debu yang lolos dari multcone diisap keluar melalui cerobong. Debu kering yang diperoleh dari multi cone undervlow dikeluarkan dengan screw conveyor digabung dengan produk pada conveyor menuju DOS.
Adapun kondisi operasi pengeringan adalah sebagai berikut :
- suhu udara masuk                    = 900’C
- suhu udara keluar                     = 200’C
- waktu kontak                           = ½ jam
- kadar air umpan                       = 30%
- kadar produk                           = 20%
- kapasitas pengering 1               = 350 ton/jam
- kapasitas pengring 2                = 500 ton/jam
Sistem pembakaran ini terdiri dari, burner utama dan menggunakan minyak dengan kadar sulfur tinggi (HSFO = high sulfur full oil) yang sebelumnya dipnaskan terlebih dahulu. Burner ini juga dilengkapi dengan uap air untuk membantu proses atomisasi dari bahan bakar. Burner ke 2 terletak diantara ruang pengering dan pembakaran. Udara dimasukkan kedalam cumbustion chamberi melalui bagian samping dindingnya.

1 komentar:

  1. malam..
    blh saya copy teori yg ad dblog anda?
    dan saya mau tanya nm anda krn saya mau membuatnya di daftar pustaka. blh tau nm anda?

    BalasHapus